TETAP BERKARYA DIMASA PANDEMI

TETAP BERKARYA DIMASA PANDEMI

Oleh : Hanik Rosyada

Merebaknya  pandemi Covid-19 di negeri tercinta Indonesia membuat kaget seluruh lapisan masyarakat. Dari rakyat sampai pejabat. Dari lurah di desa sampai gubernur di ibu kota. DKI cepat tanggap, diberlakukan PSBB. Hari Jumat 13 Maret 2020 Presiden RI Ir Joko Widodo menyatakan Indonesia darurat covid-19 dengan menanda tangani Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2020 tentang penanganan Covid-19. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan Kementerian Agama menginstruksikan program Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) dengan cara Belajar Dari Rumah ( BDR ).

Hari Rabu, 18 Maret 2020 merupakan awal kita sebagai ASN Kementerian Agama melaksanakan Work From  Home ( WFH ) kerja dari rumah. Di rumah kita berkarya, di kampung bersama masyarakat dikomamandani dukuh dan tokoh masyarakat juga mulai di bentuk tim satgas dusun yang melaksanakan kegiatan lock down, menutup gerbang kampung. Agar warga tidak keluar rumah dan menyeleksi orang luar yang mau masuk kampung kita. Karang taruna semangat ada di barisan terdepan, menyiapkan palang jalan, penyemprotan disinfektan di seluruh kampung, menyiapkan hand sanitizer, ember berkran dan sabun untuk cuci tangan bila masuk kampung termasuk pencatatan tamu-tamu yang berkunjung dengan batasan waktu. Tugas penjagaan di gerbang padukuhan dilaksanakan oleh warga dan karangtaruna secara terjadwal tertib, melibatkan semua unsur masyarakat.

            Tugas kepengawasan yang sebelumnya berjalan normal dengan cara konvensional tatap muka, tiba-tiba harus berubah dalam jaringan (daring) on line  karena tidak dapat melakukan kunjungan langsung ke sekolah. Di sisi lain dengan adanya pandemi ini juga memunculkan peluang perubahan dan tugas baru. Pengawas mulai mencari cara baru untuk melakukan tugas kepengawasan. Pengawas harus tetap dekat dengan guru, mendampingi dan membina dalam melaksanakan tugas di sekolah.

Hasil monitoring kepengawasan terhadap pembelajaran guru mayoritas guru-guru mitra melaksanakan tugas pembelajaran melalui Whatts App dengan memberikan tugas untuk membaca materi kemudian mengerjakan soal yang ada dalam LKS cukup banyak dan melelahkan. Melihat kondisi tersebut memacu saya untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran masa pandemi Covid-19 dengan  bergabung ikut Webinar yang dilaksanakan oleh PGRI pusat selama 18 hari sejak tanggal 2 Mei 2020 sampai 20 Mei 2020. Setiap hari didepan laptop dari jam 08.00-16.00. Di akhir setiap sesi harus mengerjakan soal evaluasi untuk mendapatkan sertifikat.

Kegiatan webinar setelah ucapan selamat datang dari pengurus besar PGRI dilanjutkan dengan materi Self-Driving for Teachers oleh Prof. Rhenald Kasali dan Prof. Unifah Rosyidi, luar biasa dua tokoh ini memotivasi guru untuk tetap belajar mandiri bagi bapak ibu guru. Sumber belajar ada di mana-mana, tergantung kita mau mengambil kesempatan ini atau tidak. Motivasi juga setiap hari harus kita bangun baik itu intrinsik dari dalam kita sendiri maupun ekstrinsik dari luar diri kita, salah satunya dengan mengikuti pelatihan on line, workshop on line dan webinar.

Materi yang kedua Youtube untuk pendidikan oleh M. Yahya.M.Kom. Di dunia digital banyak conten-conten edukasi di youtube, kita bisa belajar dari situ dan bisa membuat conten itu sesuai dengan spesifikasi kita. Dari situ terinspirasi bagi saya membuat video-video pembelajaran dan  upload di  youtube dalam chanel Hanik Rosyada dengan tema-tema edukasi dan religi. Saat ini ada 20 video edukasi yang bisa kita simak :

1.      KULANI- Salam Era Korona

2.      Menjadi Generasi Prestatif Bersama SMK N Seyegan

3.      Sapa GPAI Virtual Kemenag DIY

4.      Menjadi Guru Profesional Di Era Digital Bersama AGPAII

5.      Doa untuk Ibu

6.      One Meet One Word

7.      Prepare New Normal

8.      Salam Merdeka dari Bumi Para Nabi

9.      Mengenal Asesmen Nasional

10.  Menanamkan Jiwa Kepemimpinan pada Anak

11.  Puisi untuk Guru

12.  Idul Fitri di Tengah Pandemi

13.  Mari Menyusun RPP Merdeka Belajar

14.  Kisah Kasih Ibrahim, Bapak Para Nabi

15.  Pola Asuh Anak Era Adaptasi Kebiasaan Baru

16.  Moderasi Beragama di Sekolah dan Madrasah

17.  Belajar dari Rumah tetap Menyenangkan

18.  Islam Rahmatan lil Alamiin

19.  Mewujudkan Generasi Unggul Berkarakter

20.  Rumahku Sekolahku

21.  Pembelajaran Edutainment

 

Video edukasi ini disusun sebagai salah satu upaya mendampingi guru agar tetap semangat melaksanakan tugas di masa Belajar Dari Rumah (BDR), bapak ibu guru juga saya motivasi untuk mewujudkan karyanya dengan membuat video edukai. Ada beberapa guru yang sudah aktif membuat dari jenjang SD. Bu Thifal Mufidah, S.Pd. dari SD N Ngijon 3 Moyudan ada 43 video. Ibu Purwaningsih, S.Pd. dari SD Pendekan Seyegan, Ibu Ervina Yulaida Anis, M.Pd.I dari SD N Cebongan Mlati, Ibu Siti Amanah dari SD Muhammadiyah Semingin, Ibu Khalim Mar’ati dari SD N Nglengking   dan yang lainnya. Dalam program pembinaan guru juga kita laksanakan bina virtual guru PAI melalui tatap maya zoom meeting cloud dan google meet, google form meskipun belum semua guru bergabung karena kendala sinyal dan lainnya, namun hal itu menjadi tetap menjadi pengalaman bapak ibu guru pernah belajar bersama secara virtual.

Pandemi covid-19 bukan halangan untuk berkarya, justru ada banyak kesempatan bagi kita untuk mengembangkan diri. Bersama keluarga di rumah saling memotivasi saling menghargai dan mengapresiasi. Menurut sumber dari UNESCO sebanyak 90% populasi siswa harus belajar di rumah selama pandemi covid-19 ini sekitar 1.3 milyar anak setiap hari belajar di rumah bersama keluarga, sehingga guru di tuntut  kreatif berkomunikasi dengan siswa dan orang tua wali murid, memberikan materi pembelajaran dan tugas-tugas yang menyenangkan agar siswa gembira sekaligus menyampaikan pesan-pesan protokol hidup sehat masa pandemi covid-19. Terkadang anak-anak merasa bosan dengan suasana rumah yang monoton, itu-itu saja. Orang tua pun juga pusing bagaimana caranya agar putra putrinya nyaman dan fokus dalam belajar, sementara dia masih punya tugas juga untuk mencukupi kebutuhan keluarga mencari nafkah.

Suasana rumah kadang juga kurang kondusif untuk belajar, tidak ada ruangan khusus untuk belajar yang didesain nyaman, sirkulasi udara baik dan bersih, penerangan cukup, jauh dari TV agar lebih fokus untuk belajar. Ini menjadi tantangan bagi guru bagaimana agar selama BDR , para siswa belajar dengan senang mengerjakan tugas-tugas dengan gembira. Buku monitoring amalan yaumiyah yang diprakarsai oleh KKG PAI Kabupaten Sleman menjadi salah satu media untuk pengambilan nilai sikap dan ketrampilan.

Materi berikutnya dari Webinar PGRI adalah Konsep Guru milenial  berlaku untuk semua guru, usia bukan hambatan yang penting niat dan langkah nyata. Bersama guru millenial “Bisa”.  Corona merubah mindset pentingnya integrasi antara literasi, skill pasport dan life skill education. Untuk menjadi guru profesional kita harus rajin baca, baik on line maupun off line. Budaya literasi kita tumbuhkan sebagai budaya keistimewaan DIY harus dipupuk setiap saat, dikembangkan dalam kondisi apapun. Perubahan tata kehidupan yang kita alami bagus dituangkan dalam narasi. Di coba apa yang sudah di baca sehingga menjadi ketrampilan kita utamanya media-media berbasis edukasi. Apa yang sudah kita paparkan dalam tulisan, apa yang sudah kita rekam dalam video akan menjadi amal jariah untuk anak cucu kita. Ilmu yang bermanfaat sangat di nanti generasi kreatif dan inovatif.  Harapannya guru bisa melaksanakan tugas membimbing siswa Membangun karakter peserta didik dengan pembelajaran berbasis Edutainment, menghibur namun tetap edukatif, silahkan  baca buku “ Membangun Karakter Peserta Didik dengan Pembelajaran Berbasis Edutainment Masa PJJ” karya Hanik Rosyada.

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan kebiasaan berbuat yang dapat membantu orang-orang hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, sahabat, tetangga,masyarakat dan bangsa. Pendidikan karakter untuk mengembangkan karakter mulia ( good character ) dari peserta didik dengan mempraktekkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama maupun hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta dan kita punya tugas untuk menghamba. Kepada sesama manusia kita punya kewajiban untuk saling tolong menolong. Di era pandemi covid ini kita gerakkan lembaga pendidikan kita untuk peduli saudara yang terpapar covid, baik yang positif di rawat di rumah sakit maupun yang di karantina atau isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Pendidikan karakter menjadi tugas utama guru PAI, minterke bocah itu lebih mudah dari pada membangun karakter anak, kata Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman saat kami audiensi ke kantornya. Beliau berharap GPAI bisa mewarnai perilaku dan karakter peserta didik. Kompetensi inti yang meliputi kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan harus sejalan. Tidak boleh ada yang terlena, bahkan hanya mengedepankan aspek pengetahuan saja. Itu tidak boleh. Sehingga di masa pandemi covid-19 ini guru tetap harus menyapa peserta didik minimal 1 x dalam seminggu. Kita tanyakan aktifitas hariannya dan kita motivasi agar peserta didik tetap semangat, sehat dan bahagia bersama keluarga. Semoga wabah ini segera berlalu. Program vaksin covid-19 segera merata ke seluruh warga termasuk anak-anak usia sekolah, bapak ibu guru dan seluruh tenaga kependidikan.

Ada beberapa dampak yang muncul akibat pandemi. Dengan pembelajaran jarak jauh peserta didik makin banyak duduk manis di depan layar maya. Kita asumsikan bahwa orang dewasa dan orang tua sudah mampu untuk memposisikan dirinya dalam menghadapi perubahan yang ada sehingga peserta didik tidak perlu untuk dibimbing maupun dikhawatirkan lagi. Yang menjadi masalah adalah kemampuan anak-anak dan remaja untuk turut serta dalam perkembangan social media di era ini. Anak-anak mana yang tidak mengenal facebook? Twitter? Instagram? Mungkin memang masih ada, tapi mayoritas tentu telah mengenal dan bergabung dalam platform-platform tersebut. Seberapa besar perbandingan waktu yang dihabiskan untuk berselancar di dunia maya dengan hanya sekedar membaca buku sekolahnya? Kecil, tidak sebanding.

Kecenderungan anak-anak dan remaja masa kini adalah reaktif, tidak proaktif. Dalam artian mereka lebih suka disuapi, lalu ditelan atau justru berkomentar, daripada mereka mencari sendiri sesuatu yang mereka tertarik atas hal tertentu. Hal ini menyebabkan wawasan remaja juga terbatas pada apa yang dihadapkan dengannya. Sementara kehidupan dan perhatian remaja cukup banyak tersita pada gemerlapnya dunia maya, atau kasarnya kita katakan kehidupan seleb-seleb masa kini. Apa yang menjadi trending infotaiment, itulah pengetahuan khalayak ramai. Kembali lagi, reaktif bukan proaktif.

 

 

Biodata  penulis:   

Hanik Rosyada, lahir di Sleman,  12 September 1968. Ibu dari 4 orang  putri. Saat ini tinggal di Padukuhan Parakan Wetan RT 04/RW 21  Sendangsari Minggir Sleman Yogyakarta. Tahun 1994 menjadi guru PAI di SMP N 2 Moyudan. Kemudian tahun 1996 dimutasi di SMK N 1 Tempel Sleman. Dan sejak 1 Mei 2015 menerima SK untuk melaksanakan tugas pengawas di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman. Hobby membaca sejak kecil dulu suka membaca majalah BOBO,  KAWANKU, ESTAFET, AL MUSLIMUN.  Di SMK N 1 Tempel membina dan  mengelola majalah sekolah FORTUNE. Pernah menjadi guru berprestasi tingkat nasional Kementerian Agama tahun 2008 dan menjadi guru berprestasi tingkat nasional  jenjang SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013. Pengalaman menulis buku :

-                 Nilai-nilai Edukasi Ibadah Haji dan Tragedi Crane

-                 Menjadi Guru Pembelajar PAI dengan Cara Mencintai Ilmu

-                 Dedikasi Pengawas Era 4.0 ( Antologi Pengawas )

-                 Kupenuhi Panggilan-Mu ( Antologi )

-                 Kenangan di Baitullah ( Antologi )

-                 Membangun Karakter Peserta Didik dengan Pembelajaran Berbasis Edutainment 

       Masa PJJ

Juga menulis di media pendidikan SEMBADA  Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman serta di Majalah BAKTI Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY

 

 

 

 

   


0 komentar:

Posting Komentar